Selamat pagi semuanya!
Pagi yang mendung dari
pinggiran kota Sidoarjo.
Rek, kali
ini saya ingin mengajak kalian untuk Flashback ke
22 hari yang lalu dan beberapa hari sebelumnya. Apa yang kalian ingat? Beberapa
dari kalian pasti teringat pada beberapa hal yang terkait dengan persiapan
menyambut tahun baru. Yap, pada artikel pertama di blog baru saya di tahun yang
baru ini, saya ingin membahas tentang persiapan tahun baru.
Menjelang
tahun baru, banyak dari kita sibuk merencanakan acara yang pas dan asyik untuk
menyambut pergantian tahun baru dengan keluarga atau teman. Beberapa
orang berencana pergi ke puncak, menyewa vila dan menginap bersama teman lama,
teman sekolah, teman kuliah atau keluarga. Beberapa orang hanya mempersiapkan perlengkapan
untuk bakar – bakar jagung. Beberapa orang memilih untuk melihat pertunjukan kembang
api dan pentas musik mulai dari musik pop ala anak muda yang katanya gaul sampai
musik dangdutan. Sayangnya, terkadang ada juga yang berencana menyambut
pergantian tahun baru dengan acara mabuk – mabukan, nyawer sana – sini lupa anak
istri. Hemmm sebaiknya kita tidak melakukan opsi yang terakhir yah kawan.
Selain merugikan diri sendiri dan orang lain, sangat disayangkan kalau awal
tahun yang seharusnya dimulai dengan hidup yang lebih baik sudah di warnai
dengan hal negatif.
Beberapa
hal dalam kegiatan yang saya sebutkan di atas menurut saya sedikit aneh.
Pertama, acara bakar jagung bersama. Kegiatan ini seperti kegiatan wajib yang
harus ada dalam setiap momen malam pergantian tahun baru. Kenapa membakar
jagung saja harus menunggu malam tahun baru? Memangnya kalau tidak di bakar
pada malam tahun baru, tidak akan jadi jagung bakar? Untungnya yang dibakar
cuma jagung dan bukan orang atau rumah warga. Kedua, pertunjukan kembang api.
Kembang api di beli dengan uang, Walaupun meracik sendiri, bahan – bahan untuk
membuat kembang api juga dibeli dengan uang. Kalau kembang apinya di nyalakan, Hal
tersebut sama saja dengan membuang – buang uang hanya
untuk dibakar. Lagipula, asapnya bikin polusi udara trus bikin polusi suara di
malam hari. Ada juga hal konyol yang saya tangkap sehubungan dengan begadang di
malam tahun baru. Menjelang detik – detik pergantian tahun baru, kita seakan –
akan sangat bersemangat untuk berjuang meraih asa di tahun yang baru agar semua
harapan di tahun baru tercapai. Akhirnya, saat jam tepat menunjukkan pukul
00.00, dengan semangat kita membunyikan terompet dan menyalakan kembang api
yang riuh terdengar bersahut – sahutan memekakkan telinga. Tapi sejam setelahnya, sunyi senyap langsung
menyergap. Sepertinya orang – orang itu sudah kelelahan dan tak bisa
lagi menahan kantuk yang menyergap. Tidurlah kita, akhirnya,
sholat subuh pun kesiangan. Sayang sekali yah, kalau semangat berjuang di tahun
yang baru di awali dengan sholat subuh yang kesiangan.
Menurut
saya, nggak ada yang spesial dari tahun baru. Yang spesial adalah tanggalnya
yang berwarna merah. Jadi, malam sebelumnya kita bisa begadang tanpa takut
telat berangkat sekolah, kuliah atau kerja. Tapi, yang muslim tetep harus takut
telat sholat shubuh ya.
Saya
nggak ingin dianggap freak atau
skeptis pada tahun baru karena memberikan penilaian seperti di atas. Tapi,
menurut saya alangkah lebih baik kalau kita merayakan tahun baru itu di rumah,
merenungkan kekurangan di tahun yang lalu kemudian menyusun resolusi untuk
tahun depan agar kehidupan kita menjadi lebih baik. Bukankah Rasulullah juga
mengajarkan bahwa hari esok harus jadi lebih baik daripada hari ini? Jadi, sebaiknya
di malam pergantian tahun baru kita juga memperbanyak doa kepada Allah agar
mendapatkan kemudahan, kelancaran, untk menjalani tahun depan agar yang di cita
– citakan dalam tahun tersebut tercapai. Akhir kata, apapun yang di lakukan
pilihlah kegiatan yang bermanfaat dan tidak membawa mudhorot. (choluck©)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tuliskan komentar Anda di sini. . .