Saat penulis
menyambangi panti asuhan tersebut, penulis mendengar riuh suara anak-anak yang
sedang belajar tilawatil Quran
bersama-sama. Rupanya, selain pendidikan umum di sekolah formal, anak-anak
panti asuhan juga dibekali dengan pendidikan agama. Di panti asuhan dengan
konsep pondok pesantren sosial tersebut, anak-anak diajarkan untuk mengaji,
membaca kitab serta tilawatil Quran
layaknya di pesantren pada umumnya. Pemilik panti asuhan juga membekali anak
asuhnya dengan pengetahuan komputer dan bahasa. Tak main-main, pemilik panti
asuhan mengajarkan dua bahasa sekaligus, Arab dan Inggris. Pemilik panti asuhan
mengaku belum bisa memberikan pelatihan keterampilan pada anak asuhnya yang
rata-rata masih duduk di bangku sekolah. Hal ini dilakukan agar fokus belajar
anak-anak tersebut tidak kocar-kacir.
Bicara soal
prestasi, anak-anak panti asuhan Roisus Shobur tidak kalah dengan anak-anak
yang lain. Sudah beberapa kali mereka menjuarai lomba mulai dari tingkat
kecamatan sampai tingkat provinsi. Di tingkat kecamatan dan kabupaten,
anak-anak panti asuhan Roisus Shobur selalu menjadi juara dalam lomba da’i,
tartil, adzan dan tilawah. Perlombaan bergengsi seperti lomba tartil
surat-surat pendek bilghoib di SMP
Al-Hikmah, Surabaya,
juga berhasil dimenangkan. Yang terbaru, pada tahun 2014 lalu, mereka berhasil
menyabet posisi runner up
dalam lomba bersih lingkungan, Jambore Bela Negara Panti Asuhan se-Jawa Timur.
Siapakah sosok
di balik Yayasan Panti Asuhan Roisus Shobur ini? Dialah M. Rois Al-Achir S.Pd.I. Dia seorang pedagang di pasar Ngaban,
Tanggulangin. Menyandang status sebagai yatim-piatu sejak masih kecil membuat
dirinya sadar betul betapa susah hidup tanpa didampingi figur ayah sebagai
sosok pelindung dan figur ibu sebagai sosok penyayang. Rois menceritakan bahwa
ketidak-hadiran kedua orang-tuanya kerap membuat dia merasa tidak diperhatikan,
dikucilkan dan kesepian. Bahkan, hal tersebut membuatnya harus meninggalkan bangku
sekolah. Hal itulah yang kemudian mendorong Rois untuk mendirikan panti asuhan Roisus
Shobur.
Perjalananya dalam
mendirikan panti asuhan cukup berliku. Tak sedikit orang yang mencaci, menghina
dan meragukannya. Pasalnya, sebelum rumahnya diperluas untuk panti asuhan, Rois
hanya bisa menyekat ruangan di rumahnya menjadi beberapa bagian agar cukup untuk
ditempati keluarga dan anak-anak asuhnya. Kini, setelah bangunan panti hampir
setengah jadi, ada saja yang membanding-bandingkan Panti Asuhan Roisus Shobur
dengan panti asuhan lain yang lebih megah. Rois menerima hal tersebut dengan
lapang dada dan menganggap hinaan tersebut sebagai motivasi. “Silahkan mereka
mau berbicara apa, itu hak mereka untuk berbicara. Aku tak akan marah. Lagipula,
mereka bisa berbicara seperti itu karena ada Allah yang menghendaki,” terang pria
kelahiran Semarang ini dengan riang. Kehabisan uang belanja juga pernah dialami
Rois. Saat Rois tidak memiliki cukup uang untuk belanja, Rois tak pernah
sekalipun berkeluh kesah di hadapan anak-anak asuhnya. Dia sangat yakin bahwa
dalam setiap kesulitan pasti akan ada pertolongan Allah. Lantas, dia cukup
mengajak keluarga dan anak asuhnya untuk sholat tahajud, sholat hajad, sholat
dhuha serta membaca surah Yasin dan Waqiah.
Rois
menjelaskan kalau dia mendapat banyak bantuan dalam mengelola Panti
Asuhan Roisus Shobur. Dalam hal
pendidikan agama anak-anak panti, Rois dibantu langsung oleh anak kandungnya
dan beberapa asatidz yang memang
ikhlas mengabdikan diri untuk mengajar di Roisus Shobur. Namun demikian, Rois
tetap menghargai bantuan para asatidz yang
telah membantunya walaupun hanya sekedar mengganti uang transport. Dalam hal
pendanaan panti, selain mengandalkan hasil berjualan sembako di pasar, Rois
juga banyak mendapat sumbangan dari keluarga dan warga yang memang ingin
menyisihkan sebagian rezekinya sebagai wujud syukur kepada Allah dengan cara
menyantuni anak yatim. “Alhamdulillah kalau akhirnya yayasan ini memberi
kesempatan pada orang lain untuk beribadah” imbuh Rois.
Selama ini, ada
dua hal yang menguatkan Rois dalam mengola Panti Asuhan Roisus Shobur. Hal yang
pertama adalah keyakinannya pada Allah. Keyakinannya pada janji dan pertolongan
Allah membuatnya sabar dan tegar dalam menghadapi kerikil yang kerap
menghadang. Sehingga, dia tak pernah sekalipun menyesali keputusanya untuk
mendirikan panti asuhan. Dia yakin bahwa setiap anak sudah mendapatkan jatah rezeki dari Allah. Jadi,
tidak ada alasan baginya untuk merasa tidak ikhlas dan terbebani. “Kalau kita cinta
Allah dan Rasul tanpa keraguan sedikitpun, pasti, minta apapun di kasih sama
Allah. Asal menjauhi maksiat dan jangan suka mengeluh. Suka mengeluh bikin Allah
tak mau melihat kita. Jika kita ikhlas, sesungguhnya tidak ada kesulitan yang
cukup berarti,” ungkap Rois sambil menahan nanar di matanya. Hal kedua yang
menguatkan Rois adalah Istri yang solikhah. Rois mengatakan bahwa istrinya
sangat telaten dalam membantunya untuk mengurus anak-anak panti asuhan. Selain orang
yang perhatian, istri Rois adalah seorang motivator terbaik bagi Rois dan pendengar
setia yang tidak pernah bosan mendengarkan curahan hati Rois.
Rois mengaku
mendapatkan banyak hikmah dan pelajaran setelah mendirikan panti asuhan
tersebut. Kalau dulu ia bekerja hanya untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya,
kini dia bekerja sembari mencari ridho Allah. Mengolah panti asuhan kurang
lebih selama dua belas tahun juga telah membuatnya menjadi pribadi yang lebih
banyak bersyukur di saat suka maupun duka. Di mata manusia, boleh jadi Rois
hanyalah orang biasa, tetapi di mata Allah, dia mungkin orang luar biasa yang kaya
hati. Dia masih sempat menyisihkan penghasilanya untuk memenuhi kebutuhan orang
lain saat kebutuhan keluarganya sendiri juga menuntut untuk dipenuhi. Dia juga ikhlas
berinvestasi untuk bangsa walaupun tanpa imbalan. Semua dikerjakan hanya untuk mengharap
Ridho Allah Semata. Sesuai dengan arti dari Roisus Shobur, pemimpin yang sabar,
Rois ingin anak-anak asuhnya kelak menjadi pemimpin yang sabar dalam
menjalankan amanah, minimal pemimpin untuk dirinya sendiri. [choluck ©]
Note:
Tulisan di atas adalah karya tulis yang digunakan untuk mengikuti lomba menulis di tingkat
kabupaten Sidoarjo dan provinsi Jawa Timur. Alhamdulillah, berkat rahmat Allah S.W.T,
tulisan di atas menduduki posisi terbaik pertama dua kali berturut-turut.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tuliskan komentar Anda di sini. . .