Dunia terasa telah berhenti.
Entah alasan apalagi yang bisa ku patri dalam sanubari untuk terus bertahan dan berjalan menyusuri sisa hidup ini.
Untuk kesekian kali, Tuhan patahkan hati ini.
Kawan, Jangan kira aku hanya berpangku tangan dan tak pernah mencoba.
Menanti dan mencari sudah di jalani.
Namun, sebanyak apapun usahaku, sebanyak itupun ku temui kecewa hingga akhirnya harus berpisah.
Berapa panjang jalan harus kutempuh Tuhan?
Berapa lama lagi aku harus menanti Tuhan?
Berapa banyak kesabaran yang harus aku habiskan Tuhan?
Kepada siapa hati ini akan Kau labuhkan?
Hati siapa yang akan Kau labuhkan padaku?
Kenapa masih begitu panjang liku yang harus aku lalui?
Cukup Tuhan.
Aku lelah.
Aku mengakui kekalahanku.
Inilah puncak pesakitanku.
Setelah ini, tak akan ada lagi hati.
Tuhan, apa yang kau inginkan dari ku?
Apakah aku terlalu lama menduakanmu?
Selalu kujadikan Kau nomor kesekian.
Kau lenakan aku dengan cinta palsu, Kau jatuhkan pula aku dengan kepalsuan itu.
Tuhan,
Di sisa-sisa kesabaranku,
Diantara harapan yang terserak dibawah remahan hati ini, segerakanlah apa yang aku tunggu.
Ikhlaskanlah hatiku dalam menerima segala ketetapanMu.
Bahagiakanlah aku dengan segala ketetapanMu.
Temukanlah aku dengan kebahagiaan, di suatu hari di 2018 nanti.
(Hujan pertama, Sidoarjo, Ahad, 12/11/2017)
Entah alasan apalagi yang bisa ku patri dalam sanubari untuk terus bertahan dan berjalan menyusuri sisa hidup ini.
Untuk kesekian kali, Tuhan patahkan hati ini.
Kawan, Jangan kira aku hanya berpangku tangan dan tak pernah mencoba.
Menanti dan mencari sudah di jalani.
Namun, sebanyak apapun usahaku, sebanyak itupun ku temui kecewa hingga akhirnya harus berpisah.
Berapa panjang jalan harus kutempuh Tuhan?
Berapa lama lagi aku harus menanti Tuhan?
Berapa banyak kesabaran yang harus aku habiskan Tuhan?
Kepada siapa hati ini akan Kau labuhkan?
Hati siapa yang akan Kau labuhkan padaku?
Kenapa masih begitu panjang liku yang harus aku lalui?
Cukup Tuhan.
Aku lelah.
Aku mengakui kekalahanku.
Inilah puncak pesakitanku.
Setelah ini, tak akan ada lagi hati.
Tuhan, apa yang kau inginkan dari ku?
Apakah aku terlalu lama menduakanmu?
Selalu kujadikan Kau nomor kesekian.
Kau lenakan aku dengan cinta palsu, Kau jatuhkan pula aku dengan kepalsuan itu.
Tuhan,
Di sisa-sisa kesabaranku,
Diantara harapan yang terserak dibawah remahan hati ini, segerakanlah apa yang aku tunggu.
Ikhlaskanlah hatiku dalam menerima segala ketetapanMu.
Bahagiakanlah aku dengan segala ketetapanMu.
Temukanlah aku dengan kebahagiaan, di suatu hari di 2018 nanti.
(Hujan pertama, Sidoarjo, Ahad, 12/11/2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tuliskan komentar Anda di sini. . .