Pernahkah Anda mendapat pelayanan yang
tidak memuaskan? Mungkin, Anda justru pernah kena
‘sembur’ oleh seorang customer service,
frontman atau frontliner?
Hal tersebut bukan hal yang langka dalam kehidupan sehari – hari. Hal tersebut sering kali terjadi terutama di beberapa instansi pemerintahan atau instansi swasta yang sedang berkembang. Hal ini mungkin dikarenakan beberapa instansi tersebut tidak memiliki SOP yang jelas tentang tata cara menghadapi tamu atau customer. Kalau pun ada, mungkin para frontman atau frontliner terlalu malas membaca dan mempraktekkan. Sangat disayangkan kalau hal tersebut bisa terjadi, padahal mereka ini adalah kunci dan punggawa dari instansi tersebut. Citra baik atau buruk dari suatu instansi bergantung pada bagaimana pelayanan yang diberikan oleh frontman atau frontliner tersebut. Kenapa bisa begitu? Tentu karena mereka adalah pioneer-nya suatu instansi. Mereka orang pertama yang bertatap muka langsung dengan para tamu.
Hal tersebut bukan hal yang langka dalam kehidupan sehari – hari. Hal tersebut sering kali terjadi terutama di beberapa instansi pemerintahan atau instansi swasta yang sedang berkembang. Hal ini mungkin dikarenakan beberapa instansi tersebut tidak memiliki SOP yang jelas tentang tata cara menghadapi tamu atau customer. Kalau pun ada, mungkin para frontman atau frontliner terlalu malas membaca dan mempraktekkan. Sangat disayangkan kalau hal tersebut bisa terjadi, padahal mereka ini adalah kunci dan punggawa dari instansi tersebut. Citra baik atau buruk dari suatu instansi bergantung pada bagaimana pelayanan yang diberikan oleh frontman atau frontliner tersebut. Kenapa bisa begitu? Tentu karena mereka adalah pioneer-nya suatu instansi. Mereka orang pertama yang bertatap muka langsung dengan para tamu.
Dari penjelasan di atas, bisa kita lihat bahwa beban yang
dipikul oleh para frontman atau frontliner ini sangat berat sekali. Dalam melaksanakan pekerjaanya, para frontman atau frontliner ini mendapatkan tekanan dari dua arah, instansi dan
tamu. Mereka juga memilliki tanggung jawab dan beban besar untuk menjaga nama baik suatu instansi dengan cara memberikan pelayanan yang
baik. Selain
itu, mereka bertugas untuk menerima keluhan tamu, membantu dan melayani tamu
untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan instansi tersebut.
Dalam sehari, seorang
frontman dan frontliner bisa melayani banyak tamu yang memiliki karakter
berbeda. Terkadang mereka bertemu dengan tamu yang ribet, cerewet atau
tempramen. Tentu merekalah orang pertama yang akan menjadi sasaran tamu kalau
ada ketidakpuasan atau kekecewaan atas pelayanan yang diterima tamu. Bekerja
dengan rutinitas penuh tekanan secara terus menerus akhirnya membuat para frontman atau frontliner
ini habis
kesabaran sehingga ‘keceplosan’ bersikap galak pada tamu. Mau bagaimana lagi? itulah
resiko bekerja sebagai seorang frontman
atau frontliner.
Berkenan menjadi seorang frontman atau frontliner artinya mereka sudah setuju dengan
segala resiko yang ada pada pekerjaan tersebut. Jadi, sudah seharusnya mereka
bersikap professional dan tidak berlaku kasar kepada tamu walaupun tamu
tersebut menjengkelkan.
Saya punya saran untuk pembaca yang
bekerja sebagai frontman atau frontliner, customer dan pimpinan instansi. Untuk pembaca
yang bekerja sebagai frontman
atau frontliner, milikilah hati yang lapang. Saya tahu
mungkin kalian akan mengatakan pada saya bahwa bicara lebih gampang dari pada
prakteknya. Saya juga tahu kalau kesabaran seseorang memang ada batasnya.
Tetapi, hati yang lapang dapat membuat kita merasa damai, jauh dari dendam dan
mampu bersikap menyenangkan hingga akhirnya kita mampu memberikan satu
senyuman. Satu senyuman dan tutur kata yang halus akhirnya dapat meredam amarah
tamu atau customer yang sedang panik
menghadapi masalahnya. Kata – kata customer
atau tamu yang kurang berkenan tidak usah terlalu dipikir dan dambil hati.
Fokus saja pada keluhan beliau dan acuhkan sikap kasarnya. Untuk pembaca yang
saya yakin semua pernah jadi customer, kalau
ada hal yang tidak sesuai, rasanya memang menjengkelkan, tapi jangan limpahkan
kekesalan Anda pada mereka yang menjadi frontman atau frontliner karena mereka tidak tahu apa – apa.
Saya pernah kesal dengan seorang frontman karena pelayanan yang lama dan akhirnya
marah kepadanya, tetapi it doesn’t work. Yang
ada, saya malah diabaikan begitu saja. Kalau mereka lelet, berikanlah masukan
dan ingatkan dengan cara yang baik dengan begitu mereka mengerti apa yang Anda
keluhkan dan Anda tidak perlu capek – capek adu mulut dengan mereka. Terakhir,
untuk para pimpinan suatu instansi yang kebetulan membaca tulisan saya ini, sepertinya Anda harus menilai performa frontman atau frontliner Anda. Sudahkah mereka melayani dengan
hati? Kebanyakan orang – orang yang diletakkan sebagai frontman atau frontliner adalah
orang – orang berparas tampan dan cantik, padahal perlu Anda garis bawahi kalau
ketampanan dan kecantikan bukanlah jaminan bagi keramahan yang dibutuhkan customer. [choluck ©]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tuliskan komentar Anda di sini. . .