Seorang anak sepertinya
memang cuma bisa menyushkan orang tuanya terutama ibu. Bahkan, seorang anak
kerap menyusahkan ibu sejak masih ada di dalam kandungan. Saya termasuk salah
satu yang menyusahkan ibu sejak dalam kandungan. Entah saya yang memang
menyusahkan atau mungkin perubahan hormon dalam tubuh ibu saya lah menyebabkan perubahan perilaku pada ibu saya.
menyusahkan atau mungkin perubahan hormon dalam tubuh ibu saya lah menyebabkan perubahan perilaku pada ibu saya.
Perubahan pada ibu
hamil bermacam – macam. Ada yang berubah
dalam hal perilaku, penampilan bahkan mood.
Menurut pengakuan ibu saya, beliau sulit makanan saat tengah mengandung saya.
Makan nasi, mual, hanya mencium bau nasi, mual. Hal tersebut berlangsung tidak
hanya pada trimester pertama, tapi juga berlanjut sampai genap sembilan bulan
sepuluh hari. Sindrom ibu hamil mual-mual itupun membuat ibu saya kerap merasa lelah
dan terkadang lemas. Selain susah makan, saat hamil, ibu saya menjadi seseorang
yang sangat pemilih untuk urusan makan. Ibu saya hanya bisa menelan makanan
yang sedap dan enak. Di tengah-tengah sindrom mual yang tengah diderita ibu
saat sedang mengandung saya, ternyata ibu saya tidak akan mual kalau makan di
satu depot di Sidoarjo. Menurut ibu saya, masakan di depot tersebut memang enak walaupun sedikit mahal.
Ada perubahan yang lebih drastis yang dirasakan ibu. ibu saya yang awalnya
tidak suka durian mendadak doyan durian bahkan hingga hari ini.
Benarkah semua
perubahan yang terjadi pada ibu hamil dikarenakan keinginan si jabang bayi?
Saya pun mencoba mencari kesimpulan sendiri sebagai berikut. Saat sedang
mengandung saya, ibu saya menjadi seorang pemilih makanan dan hanya ingin makan
makanan enak. Saya rasa, saya adalah seorang pemilih dalam urusan makan. Saya
hanya bisa makan makanan berkuah. Kalaupun tanpa kuah, saya membutuhkan kecap
agar nasi yang saya makan terasa tidak terlalu seret saat ditelan. Sayapun
menjadi ahli merasai makanan. Ibu saya sering sekali menanyakan rasa masakannya
pada saya, sudah sedap atau belum. Tampaknya, teori keinginan jabang bayi
sedikit masuk akal dalam kasus ini. Ada hal lain yang menguatkan teori ngasal tersebut. Saat sedang mengandung
adik saya, Afif, ibu saya ngidam
kulkas. Sekarang, adik saya menjadi orang yang sangat suka dengan hawa dingin.
Walaupun sedang hujan, adik saya masih bisa betah tidur di lantai ditemani
kipas angin kecepatan paling tinggi tanpa memakai kaos dan tanpa memakai satu
alaspun.
Di lain hal, ada fakta
lain yang membuat saya menyangkal teori tersebut. Saat hamil, ibu saya doyan
sekali dengan durian. Kini, saya sama sekali tidak doyan dengan durian.
Jangankan memakannya, mencium baunya saja saya tidak tahan. Saat sedang
mengandung Afif, ibu saya tidak bisa memakan martabak telor bahkan hanya untuk
mencium baunya. Kini, adik saya, Afif, doyan sekali dengan martabak telor.
Akhirnya saya binguung, sebenarnya perubahan yang terjadi pada ibu hamil yang kerap disebut "sindrom" ngidam itu memang keinginan jabang bayi atau hanya karena pengaruh hormon. Lain kali, kalau saya sudah tau jawabannya pasti saya share. Jadi, sekian dulu. [choluck ©]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tuliskan komentar Anda di sini. . .