Kamis, 26 Februari 2015

BUKAN PENCITRAAN, HANYA WUJUD SYUKUR

Minggu, sekitar jam setengah sebelas siang,  saya sedang duduk di teras menikmati waktu bersantai sambil mendengarkan radio. Saya mendengarkan satu siaran radio lokal yang menyiarkan program edukasi berbahasa Inggris. Setelah beberapa segmen, sang penyiar membahas satu topik tentang penampilan remaja. Mengawali diskusi, sang penyiar menanyakan satu pertanyaan pada dua orang rekannya “Bagaimana pendapat kalian tentang remaja yang berpenampilan urakan, memakai tato dan piercing? Yah, sebut saja semacam anak punk.” Kemudian, dua orang rekan si penyiar tersebut secara bergantian memberikan penjelasan. Intinya,

Selasa, 17 Februari 2015

SYUKUR

  1.  Ya Allah, terimakasih. Engkau masih mengizinkan hamba hidup hari ini.
  2. Ya Allah, terimakasih. Engkau telah menambah umur satu hari lagi untuk hamba. Semoga, hariku sekarang lebih baik daripada kemarin.
  3. Ya Allah, terimakasih. Rambut dikepala hamba masih ada, jika dibandingkan yang kepalanya hampir botak, rambut hamba masih terbilang tebal.
  4. Ya Allah, terimakasih. Rambut hamba masih banyak yang berwarna hitam daripada yang berwarna putih.
  5. Ya Allah,

REVIEW: TEMPAT SERVIS KOMPUTER DAN PRINTER DI SIDOARJO

Saya memiliki sebuah laptop HP Compaq Presario CQ 42 yang saya beli pada akhir tahun 2010. Suatu ketika, laptop saya terjatuh dari bangku dua kali. Awalnya tidak terjadi apa – apa pada laptop saya, tapi lama – kelamaan laptop saya jadi lemot. Karena hang, saya mematikan laptop dengan kasar L. Saya langsung mencabut baterai laptop saya. Ketika saya mencoba untuk menyalakan laptop saya lagi, layar laptop saya hanya menampilkan warna hitam dan ada pesan untuk melakukan hardisk test. Sayapun menjalankan hardisk- test sesuai perintah pada layar, tetapi

Minggu, 15 Februari 2015

MENGANTUK SAAT OLAHRAGA? WASPADALAH!

Saat sedang senam, tiba – tiba instruktur saya keluar kelas dan mematung di depan pintu. Dengan terheran – heran semua peserta memperhatikan instruktur sambil menebak – nebak apa yang terjadi dengan Beliau. Di akhir kelas, Beliau mengatakan kalau tadi dia keluar kelas karena dia merasa mengantuk. Loh? Apa yang salah mengantuk saat olahraga?

Sabtu, 14 Februari 2015

BUKAN SEKEDAR KASIH SAYANG

Tadi, sepulang senam, instrukturku memberikan satu candaan. “Hari ini tanggal 14 Februari. Siapa yang valentinan nih? Kayaknya Mbak Fifah nih. Secara jiwanya masih jiwa muda.” Geli sekali saya mendengarnya. Secara, seumur hidup saya belum pernah dan Insya Allah tidak akan merayakan valentine. Saya mengenali tradisi valentine untuk pertama kalinya saat saya duduk di bangku sekolah dasar. Kelas berapa tepatnya saya tidak ingat lagi. Hal pertama yang saya tahu tentang valentine adalah

Jumat, 13 Februari 2015

SATU SENYUMAN


Waktu itu saya sudah kelar skripsi dan saya masih harus mengejar dosen kesana – kemari ala film india. Waktu itu saya bukan pengen minta bimbingan skripsi atau revisi, tetapi saya cuma mau minta tanda tangan buat melengkapi persyaratan administrasi wisuda. Saya jadi sedikit bingung. Waktu itu yang lagi saya kejar dosen atau artis sih? Beeeehhhhhh ketemunya susah banget. Kalau ada seseorang berprofesi sebagai dosen lagi mampir di blog saya, sedang baca tulisan ini, saya punya saran untuk Anda. Kalau sudah jadi dosen, tolong jangan

Selasa, 10 Februari 2015

DOSA TERINDAH

Mendengar judulnya saja, sudah pasti banyak dari Anda yang sepertinya mengernyitkan dahi sambil berspekulasi aneh–aneh. Sebenernya, apa sih yang saya lakukan? Apa sih yang ingin saya ceritakan? Kenapa saya sampai melakukan dosa? Sebenarnya dosa apa yang telah di lakukan tapi masih terasa indah? Apa jangan–jangan semua dosa itu memang diseting terasa indah di awal agar pelakunya terjebak dalam kubanganya? Ah, entahlah. Karena Anda sepertinya penasaran, berikut langsung saya tuliskan ceritanya.

Suatu ketika, saya yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA, mengikuti kelas bahasa Indonesia di jam jam terakhir sekolah. Guru saya waktu itu bernama Bu Sri. Beliau adalah seorang guru wanita paruh baya berhijab, berpawakan tinggi agak kurus, berkulit sawo matang, berasal dari Bali dan tentunya memiliki suara khas ibu–ibu. Meski begitu, beliau adalah guru yang kompeten dan sudah pasti sangat menguasai dunia sastra yang bahasanya agak dilebih–lebihkan.

Hari itu, bu guru mengajarkan kompetensi mendengarkan. Beliau ingin saya dan teman–teman sekelas mendengarkan berita yang beliau sampaikan kemudian mencatat poin–poin yang penting dan menceritakan ulang berita tersebut lewat rangkaian kata–kata indah di buku tulis. Ya,,, bisa dibilang siang itu saya dan teman–teman sekelas lagi belajar jadi pewarta berita amatiran yang nantinya harus menyusun berita berkonten 5W+1H. Alamak, gaya sekali. Sudah levelnya masih belajar, belajar nya cuma jadi wartawan amatiran.

Menurutku, waktu itu bu guru bacain beritanya cepet banget, padahal kalau diingat – ingat, waktu itu beliau bacanya biasa–biasa saja, normal dan nggak kedengeran seperti penyiar radio yang kalau ngomong macam kereta shinkansen. Tapi, ya begitulah adanya, di mana–mana, murit itu selalu minta diulang–ulang kalau sedang didekte atau disuruh mendengarkan. Hemm saya jadi heran!

Siang yang terik itu sepertinya membuat konsentrasiku dan teman–teman yang lain menjadi terbagi. Sebagian otak diisi pikiran kapan pulang, sebagian lainnya diisi rasa haus dan lapar, sisanya yang benar–benar tinggal sedikit itu dipaksa untuk berkonsentrasi pada berita yang sedang dibaca bu guru. Konsentrai yang terbagi–bagi itupun membuat saya tidak bisa mendengar, menangkap dan memahami apapun yang keluar dari mulut bu guru. Informasi yang dibacakan oleh bu guru serasa Cuma numpang lewat di telinga saya. Ada yang masuk telinga kanan keluar telinga kiri, ada juga yang masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Jangan khawatir, tidak ada yang keluar dari hidung dan mulut saya kog.

Di sela–sela keruwetan dalam otak saya, tiba–tiba mucul satu ide kreatif dalam otak saya. Entah itu memang benar–benar kreatif, entah itu ide yang curang, entah itu dari Tuhan, entah itu dari setan yang menyesatkan. Entahlah, yang jelas ide tersebut sangat brilian sekali. Semakin kencang ide tersebut berhembus dalam otak saya, semakin rapat saya menutup mulut agar tidak sampai keceplosan. Saya takut ide saya keluar dari mulut saya dan menembus otak teman–teman yang lain.

Ada keuntungan dengan duduk di depan. Waktu itu, berkat rahmat dari Allah SWT yang memberikan saya kesempatan duduk di depan, saya jadi bisa sedikit ngintip nama media massa dan tanggal terbit dari koran yang dipegang bu guru. Media massa tersebut cukup terkenal di Jawa Timur bahkan bisa dibilang salah satu media massa besar di Indonesia. Setelah mengantongi info tentang nama dan tanggal terbit koran terebut, saya hanya tinggal banyak berdoa agar tugas tersebut dijadikan PR dan boleh dikumpulkan besok. Tik tok tik tok, menit demi menit berlalu dan doa saya dikabulkan.

Sesampainya saya dirumah, saya cepat–cepat mengambil sepeda dan mengayuhnya menuju rumah saudara saya. Saya tahu bahkan sudah hafal di luar kepala kalau saudara saya berlangganan koran tersebut. Di rumah saudara saya, saya melihat beberapa tumpukan koran. Langsung saja saya mencari koran dengan tanggal yang sesuai. Akhirnya, ketemu juga yang saya cari, koran dengan gambar pasawat besar dan rancangan sebuah bandara. Headline koran tersebut membahas tentang pembangunan landasan baru bandara Juanda  Sidoarjo (lebih terkenal terletak di Surabaya, padahal lokasinya jelas–jelas di Waru, Sidoarjo). Memang berita tentang bandara tersebut yang tadi dibacakan oleh bu guru. Aduuuh, Bahagia sekali kalau membayangkan besok saya pasti dapat nilai plus. Senyumpun merekah di bibir saya. Rasanya muka saya sudah tidak cukup lagi untuk memajang senyum saya yang semakin melebar. Rasanya semua keberuntungan memang sedang berpihak pada saya. Saya juga sangat bersyukur karena saya dapat tugas seperti itu saat saudara saya masih langganan koran tersebut. Kalau tidak, ya saya harus beli (L”) (wakwawww).

Di rumah, saya langsung mencatat poin – poin penting dari setiap paragraf. Dua lembar halaman buku tulis pun penuh. Keesokan harinya, saya berbisik pada teman saya “bagaimana PR Bahasa Indonesiamu?”. Tanpa berkata apa–apa, dia memperlihatkan buku tulisnya. Tidak begitu banyak kalimat yang berhasil Ia rangkai di buku tulisnya. Saya pun membawa bukunya dan beberapa alat tulis, kemudian menariknya ke perpustakaan. Di perpustakaan, saya keluarkan koran yang berhasil saya dapatkan kemarin kemudian saya pinjamkan kepada teman saya. Dia terbelalak, mulutnya menganga, bingung harus kaget atau bahagia. Tanpa ba bi bu, dia segera menambah tulisannya. Alamak,,, saya ini, dosa kog ngajak – ngajak temen. Sembari teman saya mencatat, saya mengawasi ruangan kalau–kalau guru Bahasa Indonesia saya datang. Tapi syukurlah, hingga teman saya menyelesaikan tulisannya, semuanya aman terkendali. Setelah itu, saya dan teman saya kembali ke kelas.

Singkat cerita, tugaspun dikumpulkan, dinilai kemudian buku kembali dibagikan. Setelah dibagi, bu guru mengumumkan kekecewaanya karena dari sekian banyak siswa di kelas, hanya ada dua orang yang bisa mencatat info hampir mirip dengan berita aslinya, yaitu saya dan teman sebangku saya. Bu guru kemudian memperlihatkan PR saya pada seisi kelas. Antara iri dan berdecak kagum, mereka tak percaya kalau saya sampai menghabiskan dua lembar halaman penuh. Seseorang dari teman saya menimpali “ kalau itu ya bukan menulis informasi penting bu, tapi nulis korannya”. Walaupun agak sedikit takut ketahuan, tapi dalam hati saya mengiyakan apa yang dikatakan teman saya. Yang lain memberi komentar lebih logis “Terang saja banyak, duduknya di depan”. Kemudian, bu guru menjawab “Semua itu kembali pada kalian sendiri. Kalau kalian niat dan fokus, kalian juga bisa menulis sebanyak ini”. Dalam hati saya bergumam “Iya bu, memang saya niat dan fokus banget untuk menyenangkan ibu dengan memberikan usaha sebesar 101%. Tapi, maafkan anakmu ini yah bu!”.

Kemudian, saya saling lirik dengan teman sebangku saya kemudian tos. Saya terenyum menertawakan dua hal. Yang pertama, saya senang akhirnya mendapatkan nilai plus. Yang kedua, saya menertawakan diri saya yang konyol. Suatu saat, kalau guru saya membaca tulisan saya ini, semoga beliau telah memaafkan saya. Tapi, saya yakin ilmu yang beliau bagikan untuk saya akan menjadi ilmu yang bermanfaat. (choluck©)

Kamis, 05 Februari 2015

Titik Balik Uzi

       15 menit menjelang berakhirnya jam pelajaran, saya memberikan free time pada murit – murit saya. saya mengizinkan mereka untuk memainkan laptop masing – masing dengan syarat laptop dalam keadaan silent mode. Namun, saya mengizinkan murit saya untuk mengeraskan suara laptop apabila mereka menggunakan headset. Sontak, semua murit bersorak kegirangan. Setelah hampir sejam belajar Bahasa Inggris, akhirnya mereka mendapatkan waktu untuk me-relaksasi otak dan badan mereka. Tak lama kemudian,

Sehat itu Mudah

       Sebelumnya saya menceritakan panjang lebar tentang riwayat maag saya dan bagaimana saya sering bermasalah dengan lambung saya. Pikiran yang terlalu stress, telat makan dan kurang gerak menjadi faktor yang memicu kambuhnya penyakit saya. Keinginan untuk hidup lebih sehat dan memeliki bentuk tubuh yang ideal akhirnya membuat saya untuk mengikuti kelas aerobik. Berikut cerita bagaimana saya akhirnya bisa memilih aerobik.

Sehat yang Berharga

       kala itu, Dunkin Doughnut merupakan merek makanan mewah karena Mc-Donald dan KFC belum belum seberapa populer di kota ku. Malam itu, orang tua saya mengajak saya jalan – jalan dan membeli donat di sana. Jarang – jarang saya bisa makan donat bermerek dengan toping aneka warna menarik dan lezat seperti itu. Karena donat bermerek tersebut merupakan barang mewah, saya pun menyisakan donat tersebut untuk esok hari. Saya tidak ingat betul, saat pagi saya sempat memakan donat itu atau tidak. Yang jelas, saya ingin menyisakan donat itu untuk dimakan sepulang sekolah. 

PERSIAPAN DI TAHUN BARU PART 2

Selamat pagi semuanya! 
Bagaimana kabar teman – teman semuanya? 
Semoga selalu sehat dan tetap bersemangat.

       Dalam tulisan persiapan tahun baru yang sebelumnya, saya menyarankan teman – teman untuk merenungkan kekurangan di tahun lalu dan menyusun resolusi untuk tahun yang baru agar kehidupan kita menjadi lebih baik dengan tujuan yang jelas. Sebenarnya apakah resolusi tahun baru itu? Seberapa penting membuat resolusi tahun baru? Kenapa kita harus membuat resolusi? Memang, apakah ada manfaat dari menuliskan resolusi? Berikut ini mari kita diskusikan bersama.