Minggu, sekitar jam setengah sebelas
siang, saya sedang duduk di teras
menikmati waktu bersantai sambil mendengarkan radio. Saya mendengarkan satu siaran
radio lokal yang menyiarkan program edukasi berbahasa Inggris. Setelah beberapa
segmen, sang penyiar membahas satu topik tentang penampilan remaja. Mengawali
diskusi, sang penyiar menanyakan satu pertanyaan pada dua orang rekannya “Bagaimana
pendapat kalian tentang remaja yang berpenampilan urakan, memakai tato dan piercing?
Yah, sebut saja semacam anak punk.” Kemudian, dua orang rekan si penyiar
tersebut secara bergantian memberikan penjelasan. Intinya,
mereka mengatakan kalau hal tersebut tidak jadi masalah karena tidak semua orang berpenampilan urakan memiliki kelakuan yang buruk. Saya setuju walaupun kenyataannya di dunia ini mungkin hanya ada satu banding seribu. Mereka juga menegaskan agar remaja tidak malu atau takut untuk berpenampilan beda.
mereka mengatakan kalau hal tersebut tidak jadi masalah karena tidak semua orang berpenampilan urakan memiliki kelakuan yang buruk. Saya setuju walaupun kenyataannya di dunia ini mungkin hanya ada satu banding seribu. Mereka juga menegaskan agar remaja tidak malu atau takut untuk berpenampilan beda.
Setiap orang memiliki hak dan
kebebasan untuk menentukan style atau
penampilan dalam kehidupan sehari – hari mereka. Tiap orang juga sudah pasti memiliki
selera yang berbeda dalam berpenampilan. Ada yang memilih untuk berpenampilan
casual, glamour, feminim, maskulin,
parlente atau bahkan punk. Aneka macam gaya berpenampilan tersebut memberikan
interpretasi yang berbeda - beda pada si empunya. Contohnya orang – orang berpenampilan
parlente cenderung di anggap sebagai orang terstruktur, sibuk dan serius,
sedangkan anak – anak punk kerap dipandang sebagai anak – anak yang susah diatur
dan liar. Sebenarnya, mungkin saja mereka memiliki karakter yang bersebrangan
dengan penampilannya.
Dalam berpenampilan, memang tidak
seharusnya kita memikirkan “apa kata orang”. Lagipula, berpenampilan yang baik dengan maksud
agar mendapatkan komentar baik dan pujian dari orang lain dapat menimbulkan
perasaan riya, takabur dan sombong yang ujung – ujungnya hanya untuk pencitraan
semata. Hanya saja, dengan berpenampilan rapi dan sopan kita telah menunjukkan
rasa syukur kita pada Allah atas rahmat berupa tubuh yang sehat. Dengan
bersyukur, Allah akan memberikan tambahan karunia pada kita. Lalu, tambahan karunia
apa yang akan kita dapat dengan berpenampilan rapi dan sopan? Allah jadikan
orang yang melihat kita segan pada kita. Sepertinya, jargon atau pepatah Jawa
yang berbunyi “ajining raga saka busana” memang
benar dan tidak terlalu berlebihan. (choluck©)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tuliskan komentar Anda di sini. . .