Kamis, 26 Februari 2015

BUKAN PENCITRAAN, HANYA WUJUD SYUKUR

Minggu, sekitar jam setengah sebelas siang,  saya sedang duduk di teras menikmati waktu bersantai sambil mendengarkan radio. Saya mendengarkan satu siaran radio lokal yang menyiarkan program edukasi berbahasa Inggris. Setelah beberapa segmen, sang penyiar membahas satu topik tentang penampilan remaja. Mengawali diskusi, sang penyiar menanyakan satu pertanyaan pada dua orang rekannya “Bagaimana pendapat kalian tentang remaja yang berpenampilan urakan, memakai tato dan piercing? Yah, sebut saja semacam anak punk.” Kemudian, dua orang rekan si penyiar tersebut secara bergantian memberikan penjelasan. Intinya,
mereka mengatakan kalau hal tersebut tidak jadi masalah karena tidak semua orang berpenampilan urakan memiliki kelakuan yang buruk. Saya setuju walaupun kenyataannya di dunia ini mungkin hanya ada satu banding seribu. Mereka juga menegaskan agar remaja tidak malu atau takut untuk berpenampilan beda.

Setiap orang memiliki hak dan kebebasan untuk menentukan style atau penampilan dalam kehidupan sehari – hari mereka. Tiap orang juga sudah pasti memiliki selera yang berbeda dalam berpenampilan. Ada yang memilih untuk berpenampilan casual, glamour, feminim, maskulin, parlente atau bahkan punk. Aneka macam gaya berpenampilan tersebut memberikan interpretasi yang berbeda - beda pada si empunya. Contohnya orang – orang berpenampilan parlente cenderung di anggap sebagai orang terstruktur, sibuk dan serius, sedangkan anak – anak punk kerap dipandang sebagai anak – anak yang susah diatur dan liar. Sebenarnya, mungkin saja mereka memiliki karakter yang bersebrangan dengan penampilannya.

Dalam berpenampilan, memang tidak seharusnya kita memikirkan “apa kata orang”.  Lagipula, berpenampilan yang baik dengan maksud agar mendapatkan komentar baik dan pujian dari orang lain dapat menimbulkan perasaan riya, takabur dan sombong yang ujung – ujungnya hanya untuk pencitraan semata. Hanya saja, dengan berpenampilan rapi dan sopan kita telah menunjukkan rasa syukur kita pada Allah atas rahmat berupa tubuh yang sehat. Dengan bersyukur, Allah akan memberikan tambahan karunia pada kita. Lalu, tambahan karunia apa yang akan kita dapat dengan berpenampilan rapi dan sopan? Allah jadikan orang yang melihat kita segan pada kita. Sepertinya, jargon atau pepatah Jawa yang berbunyi “ajining raga saka busana” memang benar dan tidak terlalu berlebihan. (choluck©)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tuliskan komentar Anda di sini. . .