Kamis, 05 Februari 2015

Sehat itu Mudah

       Sebelumnya saya menceritakan panjang lebar tentang riwayat maag saya dan bagaimana saya sering bermasalah dengan lambung saya. Pikiran yang terlalu stress, telat makan dan kurang gerak menjadi faktor yang memicu kambuhnya penyakit saya. Keinginan untuk hidup lebih sehat dan memeliki bentuk tubuh yang ideal akhirnya membuat saya untuk mengikuti kelas aerobik. Berikut cerita bagaimana saya akhirnya bisa memilih aerobik.

       Terakhir kali maag saya kambuh disusul kejadian melihat nenek – nenek tua yang bongkok membuat saya sungguh – sungguh bertekat untuk segera merutinkan olahraga. Saya tidak ingin sakit – sakitan lagi. Selain itu, saya juga ingin memiliki postur tubuh yang tegap walau usia saya nanti semakin bertambah. Menurut saya memang tidak ada jalan terbaik yang bisa di tempuh untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan ideal selain berolahraga. Seampuh – ampuhnya obat tidak akan lebih baik dari olahraga.

       Awalnya saya bingung menentukan olahraga apa yang bisa rutin saya jalankan seminggu sekali. Kalau saya senam sendiri hanya dengan instruksi dari kaset, saya takut cidera otot yang tidak disadari. Kalau saya lari mengitari komplek rumah, saya malu di liatin warga. Kalau renang, saya takut kulit saya jadi hitam. Akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar kelas aerobik yang menurut saya mudah untuk saya ikuti. Setelah memutuskan untuk mengikuti aerobik, saya masih harus kebingungan mencari sanggar senam yang bagus hingga suatu ketika sepulang belanja dari sebuah minimarket, saya melihat plakat yang terpampang pada gedung di sebelah minimarket tersebut. Di situ tertulis nama sanggar dan nomer yang bisa dihubungi. Singkat cerita, saya langsung menghubungi nomor yang tertera dan menjadwalkan senam mulai awal bulan Mei.

       Saya cukup membayar sepuluh ribu untuk tiap pertemuan. Menurut saya, harga tersebut cukup murah mengingat instrukturnya adalah seorang pakar senam yang sudah beberapa tahun mengajar senam, mengikuti training dan seminar yang berkaitan dengan senam. Pokoknya, saya sudah sangat cocok dengan sanggar tempat senam saya yang sekarang. Salah satu hal yang membuat saya yakin adalah, beliau mengerti betul gerakan apa yang tidak diperbolehkan beserta alasannya serta mengerti bagaimana menaikkan dan menurunkan ritme senam agar tidak terjadi spot jantung.

       Saya masih ingat betul bagaimana pertama kali saya akan berangkat ke sanggar. Setelah menyiapkan minum, baju olahraga, handuk dan sepatu, sayapun berangkat. Saya merasa sedikit ragu. Saya takut tidak bisa bergaul dengan peserta yang sudah lebih lama bergabung. Saya juga takut kalau terkucilkan karena memang saya kurang berkelas. Setahu saya kan kebanyakan orang yang mau meluangkan waktunya untuk berolahraga adalah kaum sosialita yang hidupnya bertabur gemerlap perhiasan dan barang mewah. Segera saya tepis pikiran – pikiran buruk yang malang melintang di benak saya. Saya terus melangkah masuk dan berpikir positif. Semua ini pasti berakhir, saya pasti bisa mengikuti senam dengan baik, saya pasti bisa mengatasi semua kekakuan yang ada dan hal ini akan menjadi hal yang biasa dan tak akan asing lagi buatku. Begitulah saya mensugesti diri saya. Kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi selanjutnya kalau kita tidak pernah mencoba. Ternyata, setelah saya terus memaksa memasuki ruang senam, saya bertemu dengan dua orang wanita yang keduanya adalah Ibu dari teman saya. Subhanallah, wajah dan postur tubuh mereka masih tetap segar dan bugar sama seperti sepuluh tahun lalu. Tidak terlihat sama sekali kalau kedua orang ini sudah memiliki cucu. Saya sedikit tenang karena ada yang saya kenal. Hahaha pikiran buruk saya ternyata kalah.

       Kini, sudah tujuh bulan saya mengikuti kelas aerobik. Alhamdulillah, saya sudah mulai merasakan manfaatnya. Pertama, tubuh saya terasa lebih ringan dan segar. Mungkin karena aliran darah yang lebih lancar. Sekarang, kalau tidak olahraga badan rasanya capek semua. Kedua, badan saya terlihat lebih kencang dan sintal. Ketiga, setelah rutin aerobik dan menjaga pola makan, maag saya belum pernah kambuh lagi. Saya memang masih pernah sakit, tetapi hanya sekedar masuk angin. Keempat, saya mampu mencapai berat badan ideal. Saya memiliki tinggi 164 cm. seharusnya saya memiliki berat antara 54 kg – 64 kg. sebelum saya mengikuti aerobik, berat badan saya hanya sebesar 50 kg – 52 kg. sekarang, setelah mengikuti aerobik, berat saya sudah mencapai 55 kg. Manfaat yang terakhir, postur tubuh saya membaik. Awalnya, saya selalu tengkleng ke kiri saat berjalan. Setelah lima bulan mengikuti aerobik, saya bisa berjalan dengan tegap. Yang menyadari hal ini adalah Ibu saya. Beliau mengatakan kalau cara berjalan saya sudah tegap.

       Setelah membaca testimoni manfaat olahraga di atas, tidakkah kawan – kawan ingin mulai rutin berolahraga? Semoga yang belum rutin berolahraga bisa mulai rutin olahraga sebelum sehat menjadi barang yang mahal. Olahraga tidak harus yang berat. Anda juga bisa melakukan streatching sekitar sepuluh menit disela – sela aktifitas Anda. Tinggal pilih olahraga yang anda kuasai, sesuaikan dengan waktu Anda dan lakukan dengan rutin. (choluck©)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tuliskan komentar Anda di sini. . .