Mataku berkilat kala mendengar gemuruh guntur. Langit
memang kelabu, tapi hatiku secerah biru. Bahagia segera melesak lalu membuncah
dalam dada. Entah mengapa hati ini selalu bahagia kala hujan tiba. Ibarat sepasang
kekasih yang hendak bersua.
Selasa, 15 Desember 2015
Versus Hujan
Hujan telah tiba! Hujan telah tiba! Alhamdulillah,
Alhamdulillah, Alhamdulillah.
Itulah sepenggal lagu menyambut hujan versi saya. Lagu di atas
terinspirasi oleh lagu ‘Libur Telah Tiba’ milik Tasya Kamila. Oke, kita lupakan
sejenak bahasan lagu dan nyanyian. Well,
Alhamdulillah, tahun 2015 ini, Allah
berkenan memberikan musim panas yang lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya.
Allah biarkan kita berpuas-puas menikmati teriknya matahari sebelum Dia
pertemukan kita dengan hujan sepuas-puasnya. Allah juga berbaik hati memberikan
bonus terik matahari yang lebih menyengat dari biasanya. Nah, yang belum pernah
haji atau umrah ke Arab, itung-itung latihan dulu dengan panas yang diberikan
Allah di sini. Kalau menurut-Nya kita well
prepared, Siapa tahu tahun depan kita di panggil Allah untuk bisa umrah
atau haji, Amiin. (Affirmasi dikit-dikit gapapa lah ya!).
Hujan pertama di tahun 2015.
Kapan yah pertama kali saya
melihat hujan turun di tahun 2015 ini?
Review: Ngadu ke PLN? SIAPA TAKUT!
Lagi asyik
nulis, ngetik-ngetik sambil mantengin laptop, ditemani semeriwing angin
produksi kipas meja murah, tiba-tiba gelap! Yah, listrik padam. Jadi panas
seketika. Mungkin beberapa dari kalian juga pernah mengalami hal serupa. Itulah
yang terjadi pada saya beberapa waktu lalu. Ada yang tidak wajar dengan
pemadaman listrik di rumah saya (rumah orang tua sih tepatnya).
Jadi, pada
pukul setengah delapan malam terjadi pemadaman listrik. Satu jam kemudian,
listrik menyala, kemudian, mati lagi. Setengah jam kemudian, listrik on lagi, tapi sayang rumah saya dan 5
rumah di sebelah kiri rumah saya belum juga menyala. Saya biarkan saja. Sampai
akhirnya, jam di hape menunjukkan pukul
sebelas malam. Sudah habis kesabaran saya untuk menahan rasa gerah di jiwa dan
raga. Selain itu, nyamuk-nyamuk juga makin ganas menggigit badan kurus saya.
Akhirnya, saya putuskan untuk menelpon PLN.
Kamis, 03 Desember 2015
Dunia Putih Biru
2006 - Aku duduk di kelas 6 SD. Strata paling tinggi di
tingkat SD. Artinya, sebentar
lagi aku mungkin akan segera lulus. Kenapa masih mungkin? Karena aku harus memastikan aku lulus UN dulu lah. UN kan masih jadi syarat
kelulusan sekolah di jaman ku kala itu. Yang pasti, senioritas di tingkat SD
tak akan berlaku karena aku akan kembali menjadi junior di SMP.
SORE INDAH DI BENAKKU
Sore itu, mata
saya masih asyik memandangi layar laptop. Dengan lincahnya, jari-jariku menari
diatas tuts-tuts keyboard, tapi gerakannya sudah mulai tak beraturan. Beberapa
kali jari ini menginjak tuts yang salah. Tengkuk dan pundak ini mulai terasa
berat. Kuputar sedikit kepala ini untuk meregangkan otot-ototnya sampai
akhirnya mata ini terpesona menatap Jarum jam di kantor. Dengan sombongnya
jarum tersebut menunjuk angka lima dan enam yang kupahami sebagai “pukul
setengah lima”. Kualihkan pandanganku kebalik jendela. Dari balik jendela,
kulihat cahaya matahari mulai redup dimakan langit senja dan sebentar lagi pasti
memerah, semakin merah, hingga akhirnya lenyap terganti oleh hitamnya malam.
Tak ada gunanya lagi saya meneruskan pekerjaan ini. Otakku sudah mulai kering.
Badanku sudah mulai lelah. Mereka rupanya menagih jatah untuk istirahat.
Semakin dipaksa untuk kompromi dalam mengerjakan tugas-tugas yang belum
selesai, rasanya mereka selalu memberontak. Ada-ada saja kesalahan yang diperbuat.
Hasrat untuk pulang pun tak terbendung lagi. Akhirnya, kubereskan semua yang
masih terserak di atas meja.
Jumat, 02 Oktober 2015
Tips Menulis Ala Mbak Kopi
Awal tahun
2015, saya menulis resolusi bahwa saya dapat memenangkan lomba di tingkat
provinsi minimal sekali seumur hidup. Awalnya, saya ingin memenangkan lomba
presenter, ternyata saya malah memenangkan lomba menulis. Meski begitu, saya
tetap bersyukur karena akhirnya saya dapat mencium wangi kemenangan ajang
perlombaan di tingkat provinsi. Perlombaan tersebut merupakan perlombaan bergengsi
pertama yang saya ikuti. Setelah menang, saya terkejut setelah tahu bahwa yang
menjadi saingan saya diantaranya dosen dan penulis buku. Saya merasa heran dan
sama sekali tak menyangka dengan apa yang telah saya dapat. Yang saya tahu
waktu itu hanya menulis dengan kesungguhan hati sehingga mendapatkan hasil yang
total dan sepenuhnya yakin pada Allah.
AFFIRMASI: Kebiasaan Kecil yang Dahsyat
Oleh: Lailatul
Chofifah
Sebulan menjadi ‘agen’ pendidik di SMP Progresif
Bumi Shalawat, penulis telah berkenalan dengan banyak rutinitas di SMP
Progresif Bumi Sholawat. Rutinitas tersebut antara lain sholat dhuha bersama, apel pagi, pasword checking dan sederet rutinitas lain. Dari serangkaian rutinitas tersebut, Ada satu
kegiatan yang membuat penulis kagum. Kegiatan tersebut adalah apel pagi.
Apel pagi adalah kegiatan dimana santri dan dewan asatidz berkumpul di lapangan untuk
melakukan doa bersama-sama sebelum melakukan kegiatan pembelajaran. Lantas, apa
yang membuat kegiatan apel pagi menarik? Dalam kegiatan tersebut, siswa
dibiasakan untuk melakukan affirmasi. “Aku bisa. Aku cerdas. Aku bahagia.”
Kurang lebih seperti itulah kata-kata affirmasi yang diteriakkan para santri
dengan semanagat setiap Senin sampai Jumat.
Apakah affirmasi itu? Affirmasi adalah
Jumat, 18 September 2015
M. Rois Al-Achir, S.Pd.I: DARI YATIM UNTUK YATIM
AWAN MENDUNG: LANGGANAN DI BULLY
Sekolah adalah satu dari banyak tempat untuk menimba ilmu, tapi tidak semua
peserta didik (baca: murid) bisa melihat sekolah sesuai dengan fungsinya. Hal
tersebut terjadi karena beberapa anak mendapatkan ancaman di sekolah. Sementara
itu,
banyak orang tua dan guru yang lupa bahwa ancaman
terbesar mungkin berasal dari teman sebaya yang sering kita kenal dengan
bullying.
Rabu, 27 Mei 2015
RUMAH TERMEWAH
Tidak ada seorangpun
yang ingin mendapatkan perlakuan kasar baik fisik maupun verbal. Jangankan
kekerasan fisik, kekerasan verbal saja rasanya sudah mampu menyayat-nyayat
hati. Ibarat luka yang disiram cuka, ditaburi garam pula. Rasanya sangat perih. Begitu juga dengan kedua orang tua
saya. Orang tua saya tidak tahan di-bully
saat masih belum bisa memiliki rumah dan harus numpang selama lima tahun.
FRONTMAN OH FRONTLINER
Pernahkah Anda mendapat pelayanan yang
tidak memuaskan? Mungkin, Anda justru pernah kena
‘sembur’ oleh seorang customer service,
frontman atau frontliner?
Jumat, 08 Mei 2015
SAMSAT SIDOARJO : Ragam Cara Bayar Pajak Kendaraan Bermotor di Sidoarjo
Assalamualaikum,
selamat pagi para pembaca sekalian. Salam sapa dari Sidoarjo yah. Di era yang
sudah serba cepat dan canggih ini, tentu banyak ragam kebutuhan yang semakin
mudah untuk dilakukan, salah satunya kebutuhan mengurus pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB). Berikut, saya akan menjelaskan cara membayar pajak
kendaraan bermotor. Anda yang sudah biasa melakukan pembayaran pajak mungkin
tidak akan kesulitan lagi untuk membayar pajak, tapi bagi adik-adik yang baru
memiliki motor atau kendaraan bermotor lain, Insya Allah tulisan saya kali ini bisa membantu.
Rabu, 06 Mei 2015
Awan Mendung : Dikucilkan
Di antara saudara
sepantaran dan sekumpulan, bisa dibilang saya adalah anak yang paling kecil.
Dimana-mana, anak terkecil pasti dianggap sebagai anak bawang yang tidak jelas
apa peranannya, tapi jelas selalu nurut dan diam saja kalau disuruh ini dan itu
seperti “Bawang” dicocok hidungnya.
Diberi Label
Setelah
hampir seminggu dilahirkan, sisa tali pusar seorang bayi biasanya akan terlepas
dengan sendirinya. Di saat itu, seorang bayi akan diaqiqah dan diberi nama.
Berbicara soal nama, setiap orang tua tentunya ingin memberikan nama yang indah
pada anaknya. Karena
Masuk Dunia Lain
Saat sedang mengandung
saya, ibu memiliki kebiasaan berolahraga pagi. Olahraga beliau bukan senam
hamil macam ibu hamil muda jaman sekarang, bukan pula olahraga yang berat ala
binaragawan. Beliau hanya
Si Bayi atau Si Ibu?
Seorang anak sepertinya
memang cuma bisa menyushkan orang tuanya terutama ibu. Bahkan, seorang anak
kerap menyusahkan ibu sejak masih ada di dalam kandungan. Saya termasuk salah
satu yang menyusahkan ibu sejak dalam kandungan. Entah saya yang memang
Episode Numpang
Di kota udang ini, Salam dan Muslimah adalah
pendatang. Salam adalah orang Jombang, sedangkan Muslimah adalah orang
Mojokerto. Keduanya hijrah ke Sidoarjo sejak sebelum menikah. Setiap hari,
Muslimah datang dari Bangsal, Mojokerto ke Tanggulangin, Sidoarjo, bersama
ibunya untuk berjualan sayur-sayuran. Sedangkan
Belajar di Sekolah Kehidupan
Salam bukanlah seorang profesor yang sekolah hingga S3, bukan pula lulusan sekolah luar negeri. Jangankan bangku kuliah, bangku SMP dan bangku SMA saja tidak pernah Salam rasakan. Bahkan, Salam tidak lulus SD. Dia bersekolah hanya sampai kelas 3 SD. Lagi-lagi, keterbatasan ekonomi yang membuatnya berhenti sekolah. Seharusnya, kalau memang besar kemauan Salam, keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang. Tapi memang, kemauan Salam sudah hilang, terbang, melayang seiring peluhnya yang menetes tiap ditagih untuk melunasi tunggakan uang sekolah.
Rabu, 04 Maret 2015
HIJRAH HIJAB (PART 2)
Saya adalah salah satu pemakai hijab. Walaupun saya sudah mengenal hijab sejak berusia tiga tahun, saya baru bisa konsisten untuk berhijab saat memasuki jenjang kuliah. Semuanya itu tidak instan. Ada proses pembiasaan yang terjadi dalam diri saya.
HIJRAH HIJAB (PART 1)
Alhamdulillah beberapa tahun
belakangan ini tren hijab semakin populer di kalangan wanita muslimah Indonesia. Bahkan, remaja putri muslimah sudah tak canggung
lagi untuk mengenakan hijab di usia yang masih muda. Hal ini sangat berbeda
sekali jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 90-an. Pada waktu itu,
Senin, 02 Maret 2015
Minggu, 01 Maret 2015
ADAB BERPAKAIAN: Inilah Wujud Kasih Sayang-Nya
PART 2
Islam adalah agama yang
penuh dengan kasih sayang. Dalam setiap perintah dan larangan yang Allah
tetapkan untuk hamba-Nya, pasti terkandung hikmah dan karunia di dalamnya.
Jadi, tidak mungkin Allah menerapkan suatu aturan yang memberatkan umatnya.
Begitu pula dalam hal berpakaian. Allah tidak bermaksud untuk menyusahkan
hamba-Nya dalam berpakaian. Sebaliknya, Allah justru memberikan kebebasan dan
perlindungan bagi harkat dan martabat umatnya. Di bawah ini adalah tata cara
atau adab berpakaian yang baik menurut islam.
ADAB BERPAKAIAN: Inilah Wujud Kasih Sayang-Nya
PART 1
Pernahkah Anda belajar tentang macam – macam kebutuhan?
Semua yang pernah mengenyam manisnya bangku sekolah pasti pernah mempelajari
hal tersebut. Sekarang, masih ingatkah Anda kebutuhan dibagi menjadi berapa
macam? Ya, Anda benar. Kebutuhan dibagi menjadi tiga yang meliputi kebutuhan
pokok atau primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier. Kebutuhan pokok atau primer adalah kebutuhan utama yang
harus dipenuhi meliputi sandang
(pakaian),
pangan (makanan) dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan
sekunder adalah kebutuhan pendukung yang dipenuhi setelah kebutuhan pokok
terpenuhi. Kebutuhan tersier adalah
kebutuhan akan barang – barang mewah. Dalam tulisan kali ini, saya akan
membahas salah satu dari kebutuhan pokok manusia, pakaian.
Pakaian (sandang) adalah salah satu kebutuhan pokok
manusia selain makanan dan papan. Menurut bahasa, pakaian adalah sesuatu yang
dipakai dan berfungsi untuk menutupi tubuh yang umumnya terbuat dari kain. Allah
memberikan kasih sayang-Nya pada manusia dengan cara
mengajarkan
manusia untuk berpakaian. Jadi,
SENYUM MERAH MARUN
Aku
sedang membaca sebuah koran. Dalam koran tersebut, sekilas aku melihat foto
dia, seseorang yang aku nanti selama kurang lebih sembilan tahun. Sepertinya,
koran itu memuat berita tentang dia. Aku sangat ingin melihat dia di hadapanku.
Aku sangat ingin mengetahui apa yang terjadi padanya selama ini, walaupun hanya
sedikit. Kuharap rasa penasaranku terpuaskan setelah membaca berita tentang
dia. Setidaknya aku tahu bagaimana kabarnya dan apa yang terjadi padanya
sekarang. Oh, bahkan baru melihat fotonya saja dadaku mungkin akan langsung terasa
penuh. Rindu yang menggunung dan kekosongan jiwa ini pasti akan terasa langsung
penuh. Tak apalah melihat wajahnya lagi meskipun hanya dari foto. Ah, belum
sempat melihat foto itu, seseorang tiba – tiba
Kamis, 26 Februari 2015
BUKAN PENCITRAAN, HANYA WUJUD SYUKUR
Minggu, sekitar jam setengah sebelas
siang, saya sedang duduk di teras
menikmati waktu bersantai sambil mendengarkan radio. Saya mendengarkan satu siaran
radio lokal yang menyiarkan program edukasi berbahasa Inggris. Setelah beberapa
segmen, sang penyiar membahas satu topik tentang penampilan remaja. Mengawali
diskusi, sang penyiar menanyakan satu pertanyaan pada dua orang rekannya “Bagaimana
pendapat kalian tentang remaja yang berpenampilan urakan, memakai tato dan piercing?
Yah, sebut saja semacam anak punk.” Kemudian, dua orang rekan si penyiar
tersebut secara bergantian memberikan penjelasan. Intinya,
Selasa, 17 Februari 2015
SYUKUR
- Ya Allah, terimakasih. Engkau masih mengizinkan hamba hidup hari ini.
- Ya Allah, terimakasih. Engkau telah menambah umur satu hari lagi untuk hamba. Semoga, hariku sekarang lebih baik daripada kemarin.
- Ya Allah, terimakasih. Rambut dikepala hamba masih ada, jika dibandingkan yang kepalanya hampir botak, rambut hamba masih terbilang tebal.
- Ya Allah, terimakasih. Rambut hamba masih banyak yang berwarna hitam daripada yang berwarna putih.
- Ya Allah,
REVIEW: TEMPAT SERVIS KOMPUTER DAN PRINTER DI SIDOARJO
Saya memiliki sebuah laptop HP Compaq Presario CQ
42 yang saya beli pada akhir tahun 2010. Suatu ketika, laptop saya terjatuh
dari bangku dua kali. Awalnya tidak terjadi apa – apa pada laptop saya, tapi
lama – kelamaan laptop saya jadi lemot. Karena hang, saya mematikan laptop dengan kasar L. Saya langsung mencabut baterai laptop saya.
Ketika saya mencoba untuk menyalakan laptop saya lagi, layar laptop saya hanya
menampilkan warna hitam dan ada pesan untuk melakukan hardisk test. Sayapun menjalankan hardisk- test sesuai perintah pada layar, tetapi
Minggu, 15 Februari 2015
MENGANTUK SAAT OLAHRAGA? WASPADALAH!
Saat sedang senam, tiba – tiba instruktur saya keluar kelas dan mematung di depan pintu. Dengan terheran – heran semua peserta memperhatikan instruktur sambil menebak – nebak apa yang terjadi dengan Beliau. Di akhir kelas, Beliau mengatakan kalau tadi dia keluar kelas karena dia merasa mengantuk. Loh? Apa yang salah mengantuk saat olahraga?
Sabtu, 14 Februari 2015
BUKAN SEKEDAR KASIH SAYANG
Tadi, sepulang senam, instrukturku memberikan satu candaan.
“Hari ini tanggal 14 Februari. Siapa yang valentinan nih? Kayaknya Mbak Fifah
nih. Secara jiwanya masih jiwa muda.” Geli sekali saya mendengarnya. Secara,
seumur hidup saya belum pernah dan Insya Allah tidak akan merayakan valentine. Saya
mengenali tradisi valentine untuk pertama kalinya saat saya duduk di bangku
sekolah dasar. Kelas berapa tepatnya saya tidak ingat lagi. Hal pertama yang
saya tahu tentang valentine adalah
Jumat, 13 Februari 2015
SATU SENYUMAN
Waktu itu saya sudah kelar skripsi dan saya
masih harus mengejar dosen kesana – kemari ala film india. Waktu
itu saya bukan pengen minta bimbingan skripsi atau revisi, tetapi saya cuma mau
minta tanda tangan buat melengkapi persyaratan administrasi wisuda. Saya jadi
sedikit bingung. Waktu itu yang lagi saya kejar dosen atau artis sih? Beeeehhhhhh
ketemunya susah banget. Kalau ada seseorang berprofesi sebagai dosen lagi
mampir di blog saya, sedang baca tulisan ini, saya punya saran untuk Anda.
Kalau sudah jadi dosen, tolong jangan
Selasa, 10 Februari 2015
DOSA TERINDAH
Mendengar judulnya saja, sudah pasti banyak dari Anda yang
sepertinya mengernyitkan dahi sambil berspekulasi aneh–aneh. Sebenernya, apa
sih yang saya lakukan? Apa sih yang ingin saya ceritakan? Kenapa saya sampai
melakukan dosa? Sebenarnya dosa apa yang telah di lakukan tapi masih terasa
indah? Apa jangan–jangan semua dosa itu memang diseting terasa indah di awal
agar pelakunya terjebak dalam kubanganya? Ah, entahlah. Karena Anda sepertinya
penasaran, berikut langsung saya tuliskan ceritanya.
Suatu ketika, saya yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA,
mengikuti kelas bahasa Indonesia di jam jam terakhir sekolah. Guru saya waktu
itu bernama Bu Sri. Beliau adalah seorang guru wanita paruh baya berhijab,
berpawakan tinggi agak kurus, berkulit sawo matang, berasal dari Bali dan tentunya
memiliki suara khas ibu–ibu. Meski begitu, beliau adalah guru yang kompeten dan
sudah pasti sangat menguasai dunia sastra yang bahasanya agak dilebih–lebihkan.
Hari itu, bu guru mengajarkan kompetensi mendengarkan. Beliau
ingin saya dan teman–teman sekelas mendengarkan berita yang beliau sampaikan
kemudian mencatat poin–poin yang penting dan menceritakan ulang berita tersebut
lewat rangkaian kata–kata indah di buku tulis. Ya,,, bisa dibilang siang itu saya
dan teman–teman sekelas lagi belajar jadi pewarta berita amatiran yang nantinya
harus menyusun berita berkonten 5W+1H. Alamak, gaya sekali. Sudah levelnya
masih belajar, belajar nya cuma jadi wartawan amatiran.
Menurutku, waktu itu bu guru bacain beritanya cepet banget,
padahal kalau diingat – ingat, waktu itu beliau bacanya biasa–biasa saja,
normal dan nggak kedengeran seperti
penyiar radio yang kalau ngomong macam kereta shinkansen. Tapi, ya begitulah
adanya, di mana–mana, murit itu selalu minta diulang–ulang kalau sedang didekte
atau disuruh mendengarkan. Hemm saya jadi heran!
Siang yang terik itu sepertinya membuat konsentrasiku dan teman–teman
yang lain menjadi terbagi. Sebagian otak diisi pikiran kapan pulang, sebagian
lainnya diisi rasa haus dan lapar, sisanya yang benar–benar tinggal sedikit itu
dipaksa untuk berkonsentrasi pada berita yang sedang dibaca bu guru. Konsentrai
yang terbagi–bagi itupun membuat saya tidak bisa mendengar, menangkap dan
memahami apapun yang keluar dari mulut bu guru. Informasi yang dibacakan oleh
bu guru serasa Cuma numpang lewat di telinga saya. Ada yang masuk telinga kanan
keluar telinga kiri, ada juga yang masuk telinga kiri keluar telinga kanan.
Jangan khawatir, tidak ada yang keluar dari hidung dan mulut saya kog.
Di sela–sela keruwetan dalam otak saya, tiba–tiba mucul satu ide
kreatif dalam otak saya. Entah itu memang benar–benar kreatif, entah itu ide
yang curang, entah itu dari Tuhan, entah itu dari setan yang menyesatkan.
Entahlah, yang jelas ide tersebut sangat brilian sekali. Semakin kencang ide
tersebut berhembus dalam otak saya, semakin rapat saya menutup mulut agar tidak
sampai keceplosan. Saya takut ide saya keluar dari mulut saya dan menembus otak
teman–teman yang lain.
Ada keuntungan dengan duduk di depan. Waktu itu, berkat rahmat
dari Allah SWT yang memberikan saya kesempatan duduk di depan, saya jadi bisa
sedikit ngintip nama media massa dan tanggal terbit dari koran yang dipegang bu
guru. Media massa tersebut cukup terkenal di Jawa Timur bahkan bisa dibilang
salah satu media massa besar di Indonesia. Setelah mengantongi info tentang
nama dan tanggal terbit koran terebut, saya hanya tinggal banyak berdoa agar
tugas tersebut dijadikan PR dan boleh dikumpulkan besok. Tik tok tik tok, menit
demi menit berlalu dan doa saya dikabulkan.
Sesampainya saya dirumah, saya cepat–cepat mengambil sepeda dan
mengayuhnya menuju rumah saudara saya. Saya tahu bahkan sudah hafal di luar
kepala kalau saudara saya berlangganan koran tersebut. Di rumah saudara saya,
saya melihat beberapa tumpukan koran. Langsung saja saya mencari koran dengan
tanggal yang sesuai. Akhirnya, ketemu juga yang saya cari, koran dengan gambar
pasawat besar dan rancangan sebuah bandara. Headline koran tersebut membahas
tentang pembangunan landasan baru bandara Juanda Sidoarjo (lebih terkenal terletak di Surabaya,
padahal lokasinya jelas–jelas di Waru, Sidoarjo). Memang berita tentang bandara
tersebut yang tadi dibacakan oleh bu guru. Aduuuh, Bahagia sekali kalau
membayangkan besok saya pasti dapat nilai plus. Senyumpun merekah di bibir
saya. Rasanya muka saya sudah tidak cukup lagi untuk memajang senyum saya yang
semakin melebar. Rasanya semua keberuntungan memang sedang berpihak pada saya.
Saya juga sangat bersyukur karena saya dapat tugas seperti itu saat saudara
saya masih langganan koran tersebut. Kalau tidak, ya saya harus beli (L”)
(wakwawww).
Di rumah, saya langsung mencatat poin – poin penting dari setiap
paragraf. Dua lembar halaman buku tulis pun penuh. Keesokan harinya, saya
berbisik pada teman saya “bagaimana PR Bahasa Indonesiamu?”. Tanpa berkata apa–apa,
dia memperlihatkan buku tulisnya. Tidak begitu banyak kalimat yang berhasil Ia
rangkai di buku tulisnya. Saya pun membawa bukunya dan beberapa alat tulis,
kemudian menariknya ke perpustakaan. Di perpustakaan, saya keluarkan koran yang
berhasil saya dapatkan kemarin kemudian saya pinjamkan kepada teman saya. Dia
terbelalak, mulutnya menganga, bingung harus kaget atau bahagia. Tanpa ba bi
bu, dia segera menambah tulisannya. Alamak,,, saya ini, dosa kog ngajak – ngajak temen. Sembari teman
saya mencatat, saya mengawasi ruangan kalau–kalau guru Bahasa Indonesia saya
datang. Tapi syukurlah, hingga teman saya menyelesaikan tulisannya, semuanya
aman terkendali. Setelah itu, saya dan teman saya kembali ke kelas.
Singkat cerita, tugaspun dikumpulkan, dinilai kemudian buku
kembali dibagikan. Setelah dibagi, bu guru mengumumkan kekecewaanya karena dari
sekian banyak siswa di kelas, hanya ada dua orang yang bisa mencatat info
hampir mirip dengan berita aslinya, yaitu saya dan teman sebangku saya. Bu guru
kemudian memperlihatkan PR saya pada seisi kelas. Antara iri dan berdecak
kagum, mereka tak percaya kalau saya sampai menghabiskan dua lembar halaman
penuh. Seseorang dari teman saya menimpali “ kalau itu ya bukan menulis
informasi penting bu, tapi nulis korannya”. Walaupun agak sedikit takut
ketahuan, tapi dalam hati saya mengiyakan apa yang dikatakan teman saya. Yang
lain memberi komentar lebih logis “Terang saja banyak, duduknya di depan”.
Kemudian, bu guru menjawab “Semua itu kembali pada kalian sendiri. Kalau kalian
niat dan fokus, kalian juga bisa menulis sebanyak ini”. Dalam hati saya
bergumam “Iya bu, memang saya niat dan fokus banget untuk menyenangkan ibu
dengan memberikan usaha sebesar 101%. Tapi, maafkan anakmu ini yah bu!”.
Kemudian, saya saling lirik dengan teman sebangku saya kemudian
tos. Saya terenyum menertawakan dua hal. Yang pertama, saya senang akhirnya
mendapatkan nilai plus. Yang kedua, saya menertawakan diri saya yang konyol.
Suatu saat, kalau guru saya membaca tulisan saya ini, semoga beliau telah
memaafkan saya. Tapi, saya yakin ilmu yang beliau bagikan untuk saya akan
menjadi ilmu yang bermanfaat. (choluck©)
Kamis, 05 Februari 2015
Titik Balik Uzi
15 menit menjelang berakhirnya jam pelajaran, saya memberikan free time pada murit – murit saya. saya mengizinkan mereka untuk memainkan laptop masing – masing dengan syarat laptop dalam keadaan silent mode. Namun, saya mengizinkan murit saya untuk mengeraskan suara laptop apabila mereka menggunakan headset. Sontak, semua murit bersorak kegirangan. Setelah hampir sejam belajar Bahasa Inggris, akhirnya mereka mendapatkan waktu untuk me-relaksasi otak dan badan mereka. Tak lama kemudian,
Sehat itu Mudah
Sebelumnya saya menceritakan panjang lebar tentang riwayat maag saya dan bagaimana saya sering bermasalah dengan lambung saya. Pikiran yang terlalu stress, telat makan dan kurang gerak menjadi faktor yang memicu kambuhnya penyakit saya. Keinginan untuk hidup lebih sehat dan memeliki bentuk tubuh yang ideal akhirnya membuat saya untuk mengikuti kelas aerobik. Berikut cerita bagaimana saya akhirnya bisa memilih aerobik.
Sehat yang Berharga
kala itu, Dunkin Doughnut merupakan merek makanan mewah karena Mc-Donald dan KFC belum belum seberapa populer di kota ku. Malam itu, orang tua saya mengajak saya jalan – jalan dan membeli donat di sana. Jarang – jarang saya bisa makan donat bermerek dengan toping aneka warna menarik dan lezat seperti itu. Karena donat bermerek tersebut merupakan barang mewah, saya pun menyisakan donat tersebut untuk esok hari. Saya tidak ingat betul, saat pagi saya sempat memakan donat itu atau tidak. Yang jelas, saya ingin menyisakan donat itu untuk dimakan sepulang sekolah.
PERSIAPAN DI TAHUN BARU PART 2
Selamat pagi semuanya!
Bagaimana kabar teman – teman semuanya?
Semoga selalu sehat dan tetap bersemangat.
Dalam tulisan persiapan tahun baru yang sebelumnya, saya menyarankan teman – teman untuk merenungkan kekurangan di tahun lalu dan menyusun resolusi untuk tahun yang baru agar kehidupan kita menjadi lebih baik dengan tujuan yang jelas. Sebenarnya apakah resolusi tahun baru itu? Seberapa penting membuat resolusi tahun baru? Kenapa kita harus membuat resolusi? Memang, apakah ada manfaat dari menuliskan resolusi? Berikut ini mari kita diskusikan bersama.
Rabu, 21 Januari 2015
PERSIAPAN DI TAHUN BARU PART 1
Selamat pagi semuanya!
Pagi yang mendung dari
pinggiran kota Sidoarjo.
Rek, kali
ini saya ingin mengajak kalian untuk Flashback ke
22 hari yang lalu dan beberapa hari sebelumnya. Apa yang kalian ingat? Beberapa
dari kalian pasti teringat pada beberapa hal yang terkait dengan persiapan
menyambut tahun baru. Yap, pada artikel pertama di blog baru saya di tahun yang
baru ini, saya ingin membahas tentang persiapan tahun baru.
Langganan:
Komentar (Atom)
